-->

Unit Iklan Responsif Header

Cara Menghitung Tagihan Listrik Untuk Pelanggan Prabayar (Token Listrik)



Apakah anda pelanggan listrik prabayar yang menggunakan sistem pembayaran via token listrik seperti halnya pulsa pada smartphone? Ataukah masih menjadi pelanggan setia pascabayar?

Kedua layanan dari PLN ini memiliki perbedaan yang terletak pada sistem pembayarannya, jika pelanggan listrik prabayar akan membeli token listrik saat kuota energi listriknya hampir habis dengan ditandai alarm yang berbunyi pada meteran, namun bagi mereka yang berlangganan listrik pascabayar, akan melakukan pembayaran listrik setiap bulannya tanpa adanya pembatasan kuota energi listrik seperti halnya sistem prabayar.

Sistem prabayar merupakan layanan listrik yang terbaru dari PLN, sistem ini dianggap membantu masyarakat dalam menghemat pengeluarannya dengan adanya fitur alarm yang melengkapi meteran. Saat kuota energi listrik kita hampir habis, alarm akan berbunyi dan mau tidak mau kita harus membeli token listrik, jika tidak ingin listrik dirumah kita padam.

Jika kita pahami dengan seksama, sistem prabayar ini memang cukup efektif dalam membantu penghematan pengeluaran pelanggannya.

Disamping itu, sistem prabayar juga memiliki kelebihan lain yaitu kemudahan dalam proses penghitungan tagihan listriknya jika dibanding dengan sistem pascabayar.

Lalu bagaimanakah cara menghitung tagihan listrik untuk pelanggan listrik prabayar dengan sistem pembayaran via token listrik tersebut?

Di artikel saya sebelumnya, sudah saya jelaskan mengenai perhitungan untuk pelanggan listrik pascabayar, sebenarnya saya mau membahas keduanya dalam satu artikel, namun karena alasan agar lebih mudah dipahami, maka saya bedakan menjadi dua artikel, jadi kali ini saya akan membahas mengenai perhitungan tagihan listrik untuk pelanggan prabayar, bagi anda yang berlangganan listrik pascabayar dan ingin menghitung tagihan listrik pascabayar, silahkan klik artikel dibawah ini.

Baca Juga : Cara Menghitung Tagihan Listrik Untuk Pelanggan Pascabayar 

Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa proses cara menghitung tagihan listrik untuk pelanggan prabayar ini lebih mudah jika dibandingkan dengan sistem pascabayar. Bagi pelanggan listrik prabayar, jenis KWH Meter yang terpasang di rumah adalah model digital dengan layar display sebagai penunjuk nilai angka token listrik.

Meteran listrik digital pulsa token tersebut sebenarnya sudah dilengkapi dengan fitur untuk membaca berapa besar energi listrik yang tersedia atau tersisa. Sehingga, kita juga dapat mengetahui banyaknya pemakaian energi listrik yang kita digunakan.

Berikut ini adalah penjelasan sistem perhitungan pada KWh Meter Digital.


Bisa kita lihat pada gambar meteran listrik digital diatas bahwa saldo yang tertulis adalah sebesar 5.00 KWh (5 KWh), dan pertanyaannya adalah kapan 5 KWh tersebut habis?

Perlu diketahui bahwa 1 KWh sama dengan 1.000 watt hour atau jika dalam bahasa indonesia adalah 1.000 watt jam, agar lebih mudah dipahami, bisa diumpamakan, semisal kita punya lampu dengan daya listrik sebesar 1.000 watt, dan lampu tersebut dinyalakan selama 1 jam, maka yang akan terjadi adalah meteran listrik akan menghitungnya 1 KWh, jadi saldo kita diatas akan tersisa 4 KWh.

Lalu, bagaimana jika lampu tersebut menyala selama 5 jam?

Tentunya meteran listrik akan menghitungnya 5 KWh, jadi saldo listrik kita yang 5.00 KWh (5 KWh) diatas akan habis dalam waktu 5 jam.

Namun, semisal lampu yang kita gunakan ternyata berdaya listrik sebesar 100 watt, maka berapa lama saldo 5 KWh tersebut akan habis?

Jawabannya adalah 5 KWh tersebut akan habis, jika kita menyalakan lampu berdaya listrik 100 watt selama 50 jam. Karena 50 jam x 100 watt = 5.000 watt jam = 5 KWh

Jadi, kesimpulannya adalah lampu 100 watt tersebut bisa bertahan selama 50 jam dengan saldo 5 KWh tersebut.

Sebagai contoh :
Sebuah rumah menggunakan peralatan listrik dalam sehari dengan rinci sebagai berikut :
  • Pompa air dengan daya listrik 125W digunakan selama 2 jam sehari = 125 x 2 = 250 watt jam. 
  • Kipas angin dengan daya listrik 55W digunakan selama 10 jam sehari = 55 x 10 = 550 watt jam.
  • Rice cooker dengan daya listrik 400W digunakan selama 4 jam sehari = 400 x 4 = 1.600 watt jam. 
  • Setrika listrik dengan daya listrik 300W digunakan selama 1 jam sehari = 300 x 1 = 300 watt jam.
  • Televisi dengan daya listrik 50W dinyalakan selama 5 jam sehari = 250 watt jam.
  • Mesin cuci dengan daya listrik 350W digunakan selama 1 jam sehari = 350 x 1 = 350 watt jam.
  • 12 unit lampu dengan daya listrik 15W dinyalakan selama 10 jam sehari = 10 x 15 x 8 = 1.200 watt jam.
  1. Kulkas dengan daya listrik 100W digunakan selama 5 jam sehari = 100 x 5 = 500 watt jam
Maka jika di total semua peralatan listrik tersebut mengkonsumsi energi listrik dalam sehari sebesar = 250 + 550 + 1.600 + 300 + 250 + 350 + 1.200 + 500 = 5.000 watt jam atau sama dengan 5 KWh.

Jadi, saldo token listrik yang diperlukan dalam sehari adalah 5.00 KWh atau 5 KWh.

Menghitung tagihan listrik selama pemakaian listrik sehari dan sebulan

Untuk cara menghitung tagihan listrik selama satu hari atau dalam satu bulan caranya cukup mudah. Langkah pertama adalah kita harus mengetahui berapa tarif dasar listrik yang kita pakai per KWhnya.

Misalnya jika golongan daya listrik yang terpasang di rumah kita adalah golongan daya 900VA, maka biaya tarif dasar listrik per KWhnya adalah sebesar Rp 1.352.

Dan langkah selanjutnya adalah menghitung berapa banyak konsumsi energi listrik yang kita habiskan dalam sehari, misalnya dalam sehari kita menghabiskan sebanyak 5.00 KWh (5 KWh). Maka kita tinggal mengalikannya saja dengan tarif dasar listriknya untuk mengetahui biaya tagihan listrik selama sehari.

Catatan : tarif dasar listrik yang dikenakan per KWh berbeda-beda, dan perbedaan tarif tersebut ditentukan berdasarkan golongan daya listrik yang terpasang. Misalnya untuk golongan daya listrik 450VA Rp 415 per KWh, atau untuk golongan daya listrik 900VA Rp 1.352 per KWh dan seterusnya.

Dengan tarif dasar listrik untuk golongan daya 900VA adalah Rp 1.352, maka biaya tagihan listrik dalam sehari adalah : 5 KWh x Rp 1.352 = Rp 6.760

Jadi, tagihan listrik selama sehari yang harus dibayar adalah Rp 6.760

Lalu, bagaimana cara menghitung tagihan listrik selama sebulan?

Untuk menghitung tagihan listrik selama sebulan, kita bisa ambil rata-rata tagihan listrik seharinya dalam satu bulan tersebut dan kemudian mengalikannya dengan jumlah hari dalam sebulan.

Misalnya, rata-rata setiap hari biaya tagihan listriknya sebesar Rp 6.760, maka kita tinggal mengalikannya saja dengan jumlah hari dalam sebulan.

Jika jumlah hari dalam sebulan adalah 30 hari, maka biaya listrik dalam sehari tadi dikalikan dengan 30 hari.

Maka, Rp 6.760 x 30 hari = Rp 202.800

Total tagihan listrik yang harus dibayar selama pemakaian listrik sebulan adalah sebesar Rp 202.800

Total biaya tagihan listrik diatas belum termasuk biaya pajak, jadi jika kita membeli pulsa token listrik maka biaya tagihan listrik akan lebih mahal karena masih ada biaya pajak :

202.800 : 1352 = 150.00 KWh (150 KWh)

Dengan uang Rp 202.800 atau agar lebih mudah dibulatkan saja menjadi Rp 200.000, maka kita akan mendapatkan saldo token sebesar 137 KWh, sedangkan saldo sebenarnya yang kita butuhkan dalam sebulan adalah 150 KWh. Jadi biaya tagihan listrik untuk membeli token listrik, harganya diatas 200rb, hal ini karena adanya biaya pajak yang dikenakan.

Harga token listrik di atas merupakan harga di wilayah surabaya, untuk daerah yang lainnya harganya sudah berbeda-beda tergantung pajak dan berbagai faktor lainnya.

Demikianlah untuk artikel kali ini mengenai Cara Menghitung Tagihan Listrik Untuk Pelanggan Prabayar (Token Listrik), semoga bermanfaat.

0 Response to "Cara Menghitung Tagihan Listrik Untuk Pelanggan Prabayar (Token Listrik)"

Post a Comment

HTL Responsif Atas Artikel

Unit Iklan 336x280

Unit Iklan Responsif Tengah Artikel

HTL Responsif Bawah Artikel